Jurnal1Jambi.com,- Sarolangun – Di tengah tantangan ketahanan pangan nasional, komitmen TNI untuk hadir di tengah rakyat tak berhenti di medan tempur. Babinsa Koramil 420-03/Pauh, Koptu Wasidi, menunjukkan bahwa menjaga kedaulatan bangsa bisa dimulai dari sawah dan ladang. Pada Kamis (17/7/2025), ia kembali turun langsung mendampingi petani di Desa Mandiangin Tuo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun bukan untuk sekadar menyapa, tapi ikut serta membangun ketahanan dari akar rumput.

Melalui kegiatan komunikasi sosial (komsos), Koptu Wasidi memberikan pendampingan kepada Bapak Ahmad (47), petani kacang gambas yang tengah mempersiapkan lahan tanam. Dari proses pembibitan hingga panen, ia terlibat aktif memberi pengarahan teknis dan motivasi. “Komsos ini bukan hanya soal menjalin silaturahmi, tapi bentuk nyata kepedulian kami untuk memastikan petani bisa panen dengan baik dan produktif,” ujar Koptu Wasidi.

Tak hanya berhenti di satu komoditas, Koptu Wasidi juga menyoroti kerentanan tanaman mentimun yang banyak dibudidayakan di desa tersebut. Menurutnya, serangan hama dan penyakit kerap menjadi momok bagi petani, sehingga edukasi sejak dini menjadi kunci utama. “Kalau kita terlambat memberi perhatian, bisa gagal panen. Maka pendampingan bukan pilihan, tapi keharusan,” tegasnya.

Pendekatan ini bukan sekadar teknis, melainkan transformasi cara pandang. TNI, dalam hal ini Babinsa, bukan lagi sebatas simbol pertahanan, tapi hadir sebagai katalisator kemajuan desa. Dengan keterlibatan langsung di sektor pertanian, Koptu Wasidi membuktikan bahwa ketahanan pangan tidak bisa hanya dibebankan pada kebijakan pusat, tetapi harus ditopang oleh kolaborasi aktif di tingkat lokal.

Program swasembada pangan yang digaungkan pemerintah akan sulit terwujud tanpa keterlibatan semua pihak, termasuk TNI. Pendampingan semacam ini bukan hanya soal hasil panen, tapi menyentuh soal yang lebih mendalam: kemandirian masyarakat dan keberlanjutan hidup desa. “Kami ingin petani kita percaya diri. Bahwa mereka adalah garda terdepan dalam menjaga dapur bangsa tetap menyala,” ungkapnya penuh semangat.

Kegiatan ini pun menjadi potret kecil dari cita-cita besar: terwujudnya kemanunggalan TNI dan rakyat dalam menjaga ketahanan nasional. Karena sejatinya, pertahanan tak hanya dibangun dengan senjata—tapi juga dengan cangkul, benih, dan semangat gotong royong yang tumbuh dari tanah sendiri.

share this :