Jurnal1jambi.com,- Semarang, 6/10/2025 — Di tengah derasnya arus berita dan gemuruh media sosial, profesi wartawan kini menghadapi ujian paling serius: bagaimana tetap independen di tengah tuntutan kecepatan dan derasnya klikbait. Ikatan Wartawan Jagat Raya Indonesia (IWJRI) bersama PT Kawan Jari Grup menjawab tantangan itu melalui Pelatihan Wartawan Bersertifikat Profesional – Certified Journalist of Kawan Jari (CJKJ) Batch 1, yang akan digelar pada 19–20 Oktober 2025 secara daring. Bukan sekadar pelatihan, melainkan sebuah gerakan pembenahan mental dan moral insan pers Indonesia.
Ikatan Wartawan Jagat Raya Indonesia (IWJRI) berdiri bukan hanya sebagai wadah profesi, tetapi sebagai penjaga etika dan nalar publik. Dalam ekosistem media yang sering kali dikaburkan oleh kepentingan, IWJRI berupaya mengembalikan makna jurnalisme sebagai pengawal nurani bangsa. Pelatihan bersertifikat ini menjadi bagian dari misi besar mereka membangun wartawan yang berani, cerdas, dan memahami hukum yang menaungi profesinya.
Ketua Umum IWJRI sekaligus Direktur Utama PT Kawan Jari Grup, Donny Andretti, S.H., S.Kom., M.Kom., CMD., C.PFW., C.MDF., menegaskan bahwa wartawan profesional tidak hanya dituntut cepat, tapi harus berpikir dalam, paham regulasi, dan mengutamakan kebenaran. “Menjadi wartawan bukan hanya soal menyampaikan kabar pertama, tapi tentang memastikan kabar itu benar dan bermakna,” ujarnya. Pernyataan itu sederhana, namun menggugah bahwa kecepatan tanpa etika hanyalah sensasi yang kehilangan arah.
Lebih jauh, Donny menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk konkret pelaksanaan Peraturan Dewan Pers Nomor 03/PERATURAN-DP/X/2019 tentang standar perusahaan pers. Regulasi itu menegaskan bahwa peningkatan profesionalisme wartawan harus dilakukan melalui pendidikan berkelanjutan. Dengan demikian, langkah IWJRI dan PT Kawan Jari Grup bukan hanya simbol, melainkan bukti nyata komitmen terhadap profesionalisme dan integritas media.

Pelatihan Certified Journalist of Kawan Jari (CJKJ) akan menghadirkan empat narasumber berkompeten dari lingkungan IWJRI: Adv. Dwi Heri Mustika, S.H., M.H.; Gita Kusuma Mega Putra, A.Md., C.PFW., C.MDF., C.JKJ; Ari Bagus Prananta, C.PFW., C.MDF., C.JKJ; dan Narwan Riyadi. Materi yang disampaikan meliputi dasar-dasar jurnalistik, etika profesi, hukum pers, hingga praktik wawancara dan penulisan berita yang berimbang. Pelatihan ini dirancang bukan untuk mencetak penulis cepat, tapi wartawan yang tahu mengapa harus menulis dengan hati-hati.
Salah satu anggota IWJRI, Rifka, menilai program ini sebagai ruang refleksi moral bagi para wartawan. “Kita sering sibuk mengejar headline, tapi lupa bahwa di balik setiap berita ada tanggung jawab sosial yang besar. Pelatihan ini mengingatkan kita untuk kembali pada esensi profesi: menyuarakan kebenaran dengan etika,” tuturnya. Kalimat yang sederhana namun mencerminkan keresahan banyak jurnalis muda hari ini antara idealisme dan tekanan algoritma media.
Kegiatan ini juga menjadi wujud sinergi lintas sektor. Dukungan datang dari berbagai organisasi dan lembaga mitra, seperti FERADI WPI, FERADI MEDIATORE, PMBI, Firma Hukum Subur Jaya & Rekan, serta KawanJariNews.com. Semua berpadu dalam semangat yang sama: membangun sumber daya manusia pers yang berintegritas. Sebab, sebagaimana hukum melindungi masyarakat dari kejahatan, jurnalisme beretika melindungi masyarakat dari kebohongan.
Melalui pelatihan ini, IWJRI dan PT Kawan Jari Grup tidak hanya membangun kapasitas teknis, tapi juga menghidupkan kembali nilai moral dalam ruang redaksi. Sebab, di era ketika semua orang bisa menulis, yang membedakan wartawan sejati adalah kompas etikanya. Dalam semangat itu, lahirlah harapan bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda organisasi, melainkan gerakan nasional untuk menegakkan kembali martabat jurnalisme Indonesia agar pers tak hanya bebas, tapi juga bertanggung jawab.